Beranda Pendidikan · Tips and Trik · Serba Serbi

HAPPY NEW YEAR 2017


SEJARAH PENANGGALAN TAHUN BARU MASEHI

Sebelum Anda melaksanakan aneka kegiatan menyambut pergantian tahun baru Masehi. Alangkah baiknya Anda yang muslim merenungkan SEJARAH PENANGGALAN MASEHI di bawah ini
Sejarah penanggalan Masehi berawal dari penanggalan Romawi, saat itu satu tahunnya ada 10 bulan dan 304 hari. Awal tahun dimulai bulan Maret, lengkapnya:
Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintrilis, Sextrilis, September, October, November, December
Sebagian diambil dari bahasa Latin yang berarti urutan, Quintrilis = bulan kelima; Sextrilis = bulan keenam; September = bulan ketujuh; October = bulan kedelapan; November = bulan kesembilan; December = bulan kesepuluh. 
Sebagian diambil dari nama-nama dewa, seperti: bulan Martius=nama dewa Mars; Maius=nama dewa Maia; Junius=nama dewa Juno.
Pada jaman Kaisar Julis Cesar, ilmu astronomi semakin berkembang, system penanggalan Romawi diganti dengan didasarkan pada revolusi bumi terhadap matahari. Satu tahun ada 365 ¼ hari. Dari ¼ hari yang terkumpul pertahunnya digenapkan setiap 4 tahun sekali menjadi 366 hari. Inilah yang dikenal dengan tahun kabisat. Jumlah bulanpun menjadi 12 bulan dengan ditambah 2 bulan yaitu Januarius dan Februarius. Januarius adalah nama dewa Janus, dewa berwajah dua, yang menghadap ke muka dan ke belakang, hingga dapat memandang masa lalu dan masa depan, karenanya Januarius ditetapkan sebagai bulan pertama. Februarius adalah bulan kedua diambil dari Februa semacam upacara ruwatan untuk menyambut kedatangan musim semi yang akan jatuh pada bulan berikutnya yaitu bulan Maret.
Setelah Julius Cesar digantikan Kaisar Augustus, penanggalan ini dinamai penanggalan Julian. Untuk menghormati Julius Cesar bulan Quintrilis diganti menjadi bulan Julius dan Sextrilis diganti menjadi Augustus. Jumlah hari tiap bulanpun disusun berselang antara 31 dan 30, kecuali bulan Februari adalah 28 hari dan setiap 4 tahun menjadi 29 hari.
Saat jaman Nasrani, penanggalan Julian disempurnakan menjadi penanggalan Gregrorian. Nama ini diambil dari Paus Gregrorius XIII pimpinan Gereja Katolik di Roma pada tahun 1582. Saat itu Paus Gregrorius memutuskan bahwa awal tahun adalah tahun kelahiran Isa al-Masih a.s. karena itu kalender ini dinamakan masihiyah atau Masehi, sedangkan sebelum masehi (SM) masa sebelum tahun kelahiran Isa. (Reff: Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad`SAW. Susunan KH. Moenawar Kholil)
Dengan demikian ketika orang Islam merayakan malam tahun baru dengan cara apapun (meniup terompet, berkumpul pada suatu tempat menunggu waktu pukul 00,00), berarti dia telah turut merayakan dewa Januarius. Padahal pergantian waktu ke waktu seyogyanya difahami bahwa hakekat pergantian waktu (detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun) adalah sedang antrinya semua manusia menuju pintu KEMATIAN. Bagi umat Islam pergantian tahun mesti disikapi dengan amalan yang memperkokoh kemurnian aqidah atas ke-ESAAN Allah SWT disertai rasa takut atas amalnya yang telah lalu tidak berpahala, sehingga dia senantiasa  berusaha memperbaikinya di setiap pergantian waktu. Gempitanya malam tahun baru cenderung menuju ke arah terpedayanya umat Islam. Tengok saja masa pergantian tahun-tahun sebelumnya, dari kota sampai desa, kemeriahan sudah melalaikan suara adzan Maghrib maupun adzan Isya, mereka yang merayakan asyik dengan terompetnya ketimpang bergegas memenuhi adzan panggilan shalat Maghrib, shalat Isa, lebih ironisnya lagi jika terjadi ketiduran waktu subuh akibat menunggu pergantian waktu pukul 00,00, baik melalui tayangan TV maupun di tempat-tempat rekreasi. Pasca malam tahun baru, sampah menggunung dan berserakan di segala penjuru tempat,sehingga para petugas kebersihan harus bekerja memeras tenaganya secara ekstra. Lalu di mana akan diqabulnya harapan di tahun baru agar kita mendapatkan keberkahan hidup, jika malam pergantian waktu diisi dengan aktipitas yang bersifat hura-hura? Sebaiknya bagi umat Islam tidak terpedaya oleh kebiasaan di atas dlam hal menyambut tahun baru. Bukankah Allah sudah memperingatkan kepada kita akan WAKTU ini? Simaklah firman Allah pada Surat Al-‘Ashr: “Karena Waktu, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, karena waktu orang-orang yang beriman masih berada dalam kerugian kecuali mereka yang beriman melakukan amal saleh, karena waktu orang yang beriman dan beramal saleh masih berada dalam kerugian kecuali mereka saling bertausiyah dalam menaati kebenaran dan kesabaran”. 
Semoga kita tidak termasuk orang yang RUGI karena pergantian WAKTU dan TERPERDAYA karena pergantian WAKTU.

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "HAPPY NEW YEAR 2017"

Post a Comment